Kamis, 01 November 2012

Mengintip Sejarah Kereta Api di Idi


Ini sebenarnya adalah kisah singkat perjalanan saat liburan Idul Fitri tahun ini, saya dan sekeluarga berkunjung ke kampung halaman ayah saya di Idi Rayeuk, Aceh Timur. Dulu ceritanya kakek saya adalah seorang masinis dari Banten yang bertugas di Stasiun Idi dan menikah disana. Praktis tempat tinggal beliau adalah komplek perusahaan kereta api (dulu PJKA). Sekarang komplek itu masih ada, sebagian sudah dibangun dengan bangunan baru, sebagian lagi masih mempertahankan bentuk lama. Masyarakat yang tinggal disana adalah keluarga/keturunan dari karyawan-karyawan kereta api jaman dulu. Mereka hanya berhak atas bangunan di atas tanah KAI bukan “tanahnya”. Tentu saja ini kondisi rawan gusur :(
Tanah komplek ini masih milik PT KAI (nama sekarang), ini terlihat dari beberapa plank pengumuman yang di letakkan di kawasan ini. PT KAI saat ini memang sedang getol-getolnya memverifikasi serta mendata kembali aset-aset nya di daerah. Aceh sebagai salah satu kawasan yang penting pada masa penjajahan Belanda memiliki sejarah kereta api yang mashur. Untuk sejarah kereta api Aceh itu sendir sudah banyak yang menulisnya d internet, jadi saya gak nulis lagi disini ya.
Tetapi dari sejarah yang saya kumpulkan, sangat jarang yang menyinggung tentang keberadaan stasiun kereta api di Idi Rayeuk ini. Mungkin saja dulu stasiun ini merupakan stasiun kecil atau stasiun transit. Namanya kurang terkenal jika dibandingkan dengan stasiun di Kutaraja ataupun Lhokseumawe. Terlepas dari hal itu, Stasiun Idi ini merupakan sedikit dari sekian banyak saksi sejarah tentang masyur nya sistem perkerataapian Aceh jaman dulu. Jika dibandingkan dengan kondisi mass transport kita yang masih amburadul saat ini. Proyek re-build sistem kereta api yang dulu sangat di gembor-gemborkan sekarang hanya tersisa gerbong pasif dan ribuan onggok rel di sepanjang jalan. Yaa..proyek peusenang rakyat Aceh mantong sang.

Tidak ada komentar: