Mengintip Sejarah Kereta Api di Idi
Ini sebenarnya adalah kisah singkat
perjalanan saat liburan Idul Fitri tahun ini, saya dan sekeluarga
berkunjung ke kampung halaman ayah saya di Idi Rayeuk, Aceh Timur. Dulu
ceritanya kakek saya adalah seorang masinis dari Banten yang bertugas di
Stasiun Idi dan menikah disana. Praktis tempat tinggal beliau adalah
komplek perusahaan kereta api (dulu PJKA). Sekarang komplek itu masih
ada, sebagian sudah dibangun dengan bangunan baru, sebagian lagi masih
mempertahankan bentuk lama. Masyarakat yang tinggal disana adalah
keluarga/keturunan dari karyawan-karyawan kereta api jaman dulu. Mereka
hanya berhak atas bangunan di atas tanah KAI bukan “tanahnya”. Tentu
saja ini kondisi rawan gusur
Tanah komplek ini masih milik PT KAI
(nama sekarang), ini terlihat dari beberapa plank pengumuman yang di
letakkan di kawasan ini. PT KAI saat ini memang sedang getol-getolnya
memverifikasi serta mendata kembali aset-aset nya di daerah. Aceh
sebagai salah satu kawasan yang penting pada masa penjajahan Belanda
memiliki sejarah kereta api yang mashur. Untuk sejarah kereta api Aceh
itu sendir sudah banyak yang menulisnya d internet, jadi saya gak nulis
lagi disini ya.
Tetapi dari sejarah yang saya kumpulkan,
sangat jarang yang menyinggung tentang keberadaan stasiun kereta api di
Idi Rayeuk ini. Mungkin saja dulu stasiun ini merupakan stasiun kecil
atau stasiun transit. Namanya kurang terkenal jika dibandingkan dengan
stasiun di Kutaraja ataupun Lhokseumawe. Terlepas dari hal itu, Stasiun
Idi ini merupakan sedikit dari sekian banyak saksi sejarah tentang
masyur nya sistem perkerataapian Aceh jaman dulu. Jika dibandingkan
dengan kondisi mass transport kita yang masih amburadul saat ini. Proyek re-build
sistem kereta api yang dulu sangat di gembor-gemborkan sekarang hanya
tersisa gerbong pasif dan ribuan onggok rel di sepanjang jalan. Yaa..proyek peusenang rakyat Aceh mantong sang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar